DARAH
(Semua Materi Berasal dari arsip pribadi penulis)
Defenisi Darah
Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup, mulai dari binatang primitif sampai manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai pembawa oksigen (oxygen carrier), mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi, dan mekanisme hemostatis.
Darah terdiri atas dua komponen utama, yaitu:
a. Plasma darah merupakan bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit dan protein darah.
b. Butir-butir darah (blood corpuscles) yang terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), butir pembeku (trombosit)
Darah merupakan suatu cairan tubuh yang kental dan berwarna merah. Kedua sifat utama ini, yaitu berwarna merah dan kental, membedakan dari cairan tubuh dengan yang lain. Kekentalan ini disebabkan oleh banyaknya senyawa dengan berbagai macam berat molekul, dari yang terkecil sampai yang terbesar, seperti protein yang terlarut dalam darah. Warna merah yang memberi ciri khas bagi darah. Disebabkan oleh adanya senyawa yang berwarna merah di dalam eritrosit yang tersuspensi dalam darah. Dengan adanya senyawa dengan berbagai macam ukuran molekul yang terlarut tersebut. Ditambah dengan suspensi sel, baik eritrosit maupun sel-sel darah yang lain, darah pun menjadi cairan dengan massa jenis dan kekentalan (viskositas) yang lebih besar daripada air.
Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang mengandung elektrolit. Peranannya sebagai medium pertukaran antara sel-sel yang terfiksasi dalam tubuh dan lingkungan luar serta memiliki sifat-sifat protektif terhadap organisme sebagai suatu keseluruhan dan khususnya terhadap darah sendiri
Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena fungsinya sebagai alat transportasi, serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian (www.google.com).
Volume Darah
Volume darah pada orang dewasa sehat ditentukan oleh jenis kelamin, volume darah pada laki-laki dewasa adalah 5 liter, sedangkan pada perempuan dewasa agak lebih rendah yaitu 4,5 liter. Nilai ini tidak mutlak karena ditentukan oleh 2 hal yaitu :
Pertama; keseimbangan antara ruang intra pembuluh darah (ruang intravaskuler) dengan ruang antarsel. Meskipun secara anatomis sistem pembuluh darah adalah ruang tertutup, bila dilihat secara mikroskopis. Ada cela diantara sel-sel yang dapat dilalui cairan.
Kedua; nilai tersebut tergantung pada cara pengukuran volume darah umumnya didasarkan atas cara pengenceran(Sadikin.M, 2002).
Fungsi Darah
Fungsi utama darah adalah untuk transportasi, sel darah merah tetap berada dalam sirkulasi dan mengandung pigmen pengangkut oksigen hemoglobin. Sel darah putih bertanggung jawab terhadap pertahanan tubuh dan diangkut oleh darah ke berbagai jaringan tempat sel-sel tersebut melakukan fungsi fisiologiknya. Trombosit berperan mencegah tubuh kehilangan darah akibat perdarahan dan melakukan fungsi utamanya di dinding pembuluh darah. Protein plasma merupakan pengangkut utama zat gizi dan produk sampingan metabolik ke organ-organ tujuan untuk penyimpangan atau ekskresi (Sacher.A.R, 2004).
Secara umum fungsi darah adalah sebagai berikut :
a. Alat transport makanan, yang diserap dari saluran cerna dan diedarkan ke seluruh tubuh
b. Alat transport oksigen (O2), yang diambil dari paru-paru atau insang untuk dibawa ke seluruh tubuh
c. Alat transport bahan buangan dari jaringan ke alat-alat ekskresi seperti paru-paru (gas), ginjal dan kulit (bahan terlarut dalam air) dan hati untuk diteruskan ke empedu dalam saluran cerna sebagai tinja (untuk bahan yang sukar larut dalam air).
d. Alat transport alat jaringan dari bahan-bahan yang diperlukan oleh suatu jaringan yang dibuat oleh jaringan lain.
e. Mempertimbangkan keseimbangan dinamis (homeostatis) dalam tubuh, termasuk di dalamnya adalah mempertahankan suhu tubuh, mengatur keseimbangan distribusi air dan mempertahankan keseimbanagan asam-basa sehingga Ph darah dan cairan tubuh tetap dalam keadaan yang seharusnya.
f. Mempertahankan tubuh dari agresi benda atau senyawa asing yang umumnya selalu dianggap mempunyai potensi menimbulkan ancaman.
Dengan demikian, secara garis besar dapat dikatakan bahwa fungsi darah adalah sebagai sarana transport, alat homeostatis dan alat pertahanan
Defenisi Hemoglobin
Hemoglobin adalah suatu pigmen yang secara alamiah berwarna dan mengandung zat besi, apabila berikatan dengan oksigen (O2) akan tampak kemerahan dan kebiruan apabila mengalami deoksigenasi. Dengan demikian darah arteri yang teroksigenasi sempurna tampak merah dan darah vena yang kehilangan sebagian oksigennya di dalam jaringan memperlihatkan rona kebiruan
Hemoglobin merupakan zat protein yang ditemukan dalam sel darah merah , yang memberi warna merah pada darah dan membawa oksigen ke jaringan tubuh. Kadar hemoglobin yang tinggi atau abnormal terjadi karena keadaan hemokonsentrasi akibat dari dehidrasi. Kadar hemoglobin yang rendah berkaitan dengan berbagai masalah klinis. Jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin tidak selamanya meningkat atau menurun bersamaan. Sebagai contoh penurunan sel darah merah disertai kadar hemoglobin yang sedikit meningkat atau normal yang terjadi pada kasus anemia pernisiosa, serta sel darah merah yang sedikit meningkat atau normal disertai kadar hemoglobin yang menurun, yang terjadi pada anemia defisiensi zat besi
Hemoglobin merupakan suatu protein yang kompleks, yang tersusun dari protein globin dan suatu senyawa nonprotein yang dikenal sebagai hem (heme) dan senyawa ini tersusun dari senyawa porfirin besi. Satu molekul hem mengandung 1 atom besi, demikian pula 1 protein globulin hanya mengikat 1 molekul hem. Sebaliknya, 1 molekul hemoglobin terdiri dari 4 buah kompleks molekul globin dengan hem.
Hemoglobin mempunyai fungsi yang sangat penting dalam sel darah merah yaitu mengikat oksigen di paru-paru dan melepaskannya di jaringan untuk diserahkan dan digunakan oleh sel-sel
Sintesis Hemoglobin
Sintesis hemoglobin dimulai dalam eritroblast dan terus berlangsung sampai tingkat normoblast dan retikulosit. Dari penyelidikan dengan isotop diketahui bahwa bagian hem dari hemoglobin terutama disintesis dari asam asetat dan glisin, dan sebagian besar sintesis ini terjadi di dalam mitokondria langkah awal sintesis adalah pembentukan senyawa pirol. Selanjutnya, empat senyawa pirol bersatu membentuk senyawa protoporfirin, yang kemudian berkaitan dengan besi membentuk molekul hem. Akhirnya empat molekul hem berkaitan dengan satu molekul globin, suatu molekul globulin yang disintesis dalam ribosom reticulum endoplasma, membentuk hemoglobulin (Guyton C. A, 1990).
Fungsi Hemoglobin
a. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan tubuh.
b. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan-jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.
c. Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk dibuang.
Struktur Hemoglobin
Hemoglobin merupakan suatu protein yang kompleks, yang tersusun dari protein globulin dan suatu senyawa bukan protein yang dinamai hem. Hem sendiri suatu senyawa yang rumit, yang tersusun dari suatu senyawa lingkar yang dinamai porfirin, yang bagian pusatnya ditempati oleh logam besi (Fe). Jadi, hem adalah senyawa porfirin-besi (Fe-porfirin), sedangkan hemoglobin adalah kompleks antara globin-hem. Satu molekul hem mengandung 1 atom besi, demikian pula 1 protein globin hanya mengikat 1 molekul hem. Sebaliknya 1 molekul hemoglobulin terdiri atas 4 buah kompleks molekul globin dengan hem. Jadi, dalam tiap molekul hemoglobin terkandung 4 atom besi (Sadikin M, 2002).
Setiap eritrosit mengandung sekitar 640 juta molekul hemoglobin pada manusia, hemoglobin yang lazim tidak hanya satu macam saja. Pada orang dewasa sehat, telah terdapat dua macam hemoglobin ada bersama-sama. Kedua hemoglobin tersebut ialah HbA, dan HbA2 (singkatan dari adult atau dewasa). Pada bayi dalam kandungan, terutama 2 trisemester pertama, hemoglobin yang terdapat dalam eritrosit bukanlah salah satu atau kedua HbA tersebut, akan tetapi hemoglobin lain bernama HbF (singkatan dari fetal atau jabang bayi). Ternyata, afinatis HbF terhadap Oksigen lebih besar dari pada afinatis HbA. Suat hal yang tampaknya dapat dipahami, mengingat jabang bayi tidak berhubungan langsung dengan udara bebas shingga pasokan oksigennya mutlak seluruhnya tergantung pada darah ibu. Hemoglobin di dalam eritrosit ibu adalah HbA.
Perbedaan afiitas akan oksigen disebabkan oleh perbedaan jenis protein globin yang membentuk tiap-tiap hemoglobin tersebut. Molekul merupakan suatu tetramer, yaitu gabungan 4 molekul yang berinteraksi satu sama lain yang masing-masing dengan gugus hemenya terikat sebuah atom besi (wikipedi, 2005). Sehingga secara bersama-sama membentuk suatu molekul yang lebih besar. Molekul HbA, tersusun dari dua pasang globin yang berbeda, yaitu, 2 globin α dan 2 globin β. Oleh karena itu, HbA1 dapat juga dinyatakan dalam globin penyusunannya, yaitu sebagai α2β2.
Demikian pula halnya HbA2 yang dapat dituliskan sebagai α 2δ2, karena terdiri atas 2 rantai globin α dan 2 rantai globin δ. Akan halnya HbF terdapat di dalam eritrosit jabang bayi, rumus tetramernya ialah α2x2 , dengan rumus tetramernya ini jelaslah bahwa perbedaan HbA dengan HbF terletak pada adanya rantai x pada HbF dan β atau δ pada kedfua macam HBA. Ketiga macam hemoglobin ini sama-sama mempunyai 2 globin α (Sadikin, 2002).
Dalam keadaan normal, rantai α dan β diproduksi dalam jumlah setara 100 ml darah mengandung 15 gram hemoglobin yang mampu mengangkut 0,03 gram oksigen (Price dan Wilson, 1995). Berat molekul HbA adalah 68.000 (Hoffbrand dan Pettit, 1996). Atau kurang dari 16.000 Dalton. Sehingga berat molekul tetramernya menjadi sekitar 64.000 Dalton (Wikipedi, 2005). Rantai alfa terdiri dari 141 asam amino, dan rantai beta terdiri dari 146 asam amino (Martin, dkk, 1987).
Nilai normal
Evaluasi nilai hemoglobin juga perlu memperhatikan usia penderita karena nilai normal berbeda pada bayi dan pada orang dewasa. Nilai normal pada pemeriksaan kadar hemoglobin metode cyanmethemoglobin adalah sebagai berikut :
Pria : 14 - 18 g/dl
Wanita : 12 - 16 g/dl
Bayi : 20 - 22 g/dl
Pemeriksaan Hemoglobin
Penetapan kadar hemoglobin dapat ditentukan dengan bermacam-macam cara yang banyak dipakai di laboratorium klinik ialah cara fotoelektrik dan kolorimetrik visual
Adapun cara penetapan kadar hemoglobin:
1. Cara Sahli
Prinsip:
Hemoglobin diubah menjadi hematin asam, kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standar dalam alat itu.
Cara sahli ini banyak dipakai di Indonesia, walaupun cara ini tidak tepat 100%, akan tetapi masih dianggap cukup baik untuk mengetahui apakah seseorang kurang darah atau tidak. Kesalahan dalam melakukan pemeriksaan ini kira-kira 10%. Kelemahan cara sahli ini berdasarkan kenyataan bahwa hematin asam itu bukanlah merupakan larutan sejati dan juga alat hemoglobinometer itu sukar distandarkan. Selain itu, tidak semua macam hemoglobin dapat diubah menjadi hematin, misalnya karboxyhemoglobin, methemoglobin dan sulfehemoglobin.
2. Cara Photo Elektrik Kolorimetri
Prinsip:
Hemoglobin diubah menjadi cyanmethemoglobin dalam larutam Drabkin yang berisi kalium sianida dan kalium ferisianida. Absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang 540 nm.
Larutan Drabkin yang dipakai pada cara ini mengubah hemoglobin, oxyhemoglobin, methemoglobin dan karboxymoglobin menjadi cyanmethemoglobin, sedangkan sulfhemoglobin tidak berubah dan karena itu tidak ikut diukur. Cara ini sangat bagus untuk laboratorium rutin dan sangat dianjurkan untuk penetapan kadar hemoglobin dengan teliti karena standar cyanmethemoglobin yang ditanggung kadarnya stabil dan dapat dibeli. Larutan Drabkin terdiri dari natrium bikarbonat 1 gram, kalium sianida 50 mg, kalium ferisianida 200 mg, aquadest 100 ml (Gandasoebrata R, 2004).
Susunan darah yang diambil untuk pemeriksaan mungkin berubah karena salah tindakan waktu mengambil darah itu. Sebagai seorang analis kesehatan sebelum melakukan suatu pemeriksaan maka perlu memperhatikan kesalahan-kesalahan yang mungkin bisa terjadi seperti di sebut di bawah ini:
3. Sumber kesalahan-kesalahan dalam memperoleh darah kapiler:
a. Mengambil darah dari tempat yang menyatakan adanya gangguan peredaran seperti pucat
b. Tusukan yang kurang dalam,hingga darah harus diperas-peras keluar
c. Kulit yang ditusuk masih basah alkohol
d. Tetesan darah pertama dipakai untuk pemeriksaan
e. Terjadi bekuan dalam tetes darah karena terlalu lambat bekerja
4. Sumber kesalahan-kesalahan dalam memperoleh darah vena:
a. Menggunakan semprit dan jarum yang basah
b. Mengenakan ikatan pembendung terlalu lama atau terlalu keras
c. Terjadi bekuan dalam semprit karena lambatnya bekeja
d. Terjadi bekuan dalam botol oxalate karena tidak dicampur semestinya dengan oxalate kering atau antikoagulan.
2 Response to "DARAH"
Post a Comment