ANCAMAN TUBERCULOSIS (TB)

Okay Let's Start The Class Kid

(Semua Materi Berasal Dari Arsip Pribadi Penulis)

Definisi Tuberkulosis

Tuberkulosis adalah suatu infeksi menular dan menahun serta bisa berakibat fatal, yang disebabkan oleh Mycibacterium tuberculosis, Mycobacterium bovis atau Mycobacterium africanum. Tuberkulosis paru kini bukan penyakit yang menakutkan sampai penderita harus dikucilkan, tetapi penyakit kronik ini dapat menyebabkan cacat fisik atau kematian. Penularan TB Paru hanya terjadi dari penderita tuberkulosis terbuka

Mycobacterium tuberculosis

Mycobacterium tuberculosis adalah kuman yang ditemukan oleh Robert Koch (ilmuan asal Jerman) 120 tahun yang lampau.Mycobacterium tuberculosis termasuk family Mycobactericeae dan ordo Actinomucetales. Di dalam family Mycobactericeae ini hanya terdapat satu genus yaitu Mycobacterium yang terdiri atas beberapa species baik saprofit maupun pathogen. Kuman ini tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi dapat juga organ tubuh yang lain seperti selaput otak, kulit dan tulang.

Bakteri ini berbentuk batang langsing, lurus atau sedikit bengkok dengan ujung tumpul. Panjang antara 0,2-0,5 µm. Pada pengamatan dengan menggunakan mikroskop elektron, tampak dinding sel dan juga membran plasmanya terdiri dari tiga lapisan. Dinding sel tersebut tersusun dari bahan seperti lilin (wax) yang apabila dilakukan elektroforesis terdiri atas fraksi A, B, C, dan D. Di bawah lapisan lilin tersebut terdapat membran sitoplasma yang bersifat semipermeable. Dinding sel Mycobacterium tuberculosis juga tersusun dari peptidoglikan yang berkaitan secara kovalen dengan arabinogaliktan-mikolat.

Menurut Hiswani dalam tulisannya yang berjudul Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, menjelaskan morfologi dan bentuk dari Mycobacterium tuberculosis yaitu sebagai berikut :
1. Bentuk.
Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang lurus atau agak bengkok dengan ukuran 0,2 - 0,4 x 1 - 4 um. Pewarnaan Ziehl-Neelsen dipergunakan untuk identifikasi bakteri tahan asam.
2. Penanaman.
Kuman ini tumbuh lambat, koloni tampak setelah lebih kurang 2 minggu bahkan kadang-kadang setelah 6-8 rninggu. Suhu optimum 37°C, tidak tumbuh pada suhu 25°C atau lebih dari 40°C. Medium padat yang biasa dipergunakan adalah Lowenstein-Jensen. PH optimum 6,4-7,0.
3. Sifat-sifat.
Mycobacterium ini tidak tahan panas, akan mati pada 6°C selama 15-20 menit. Biakan dapat mati jika terkena sinar matahari langsung selama 2 jam. Dalam dahak dapat bertahan 20-30 jam. Basil yang berada dalam percikan bahan dapat bertahan hidup 8–10 hari. Biakan basil ini dalam suhu kamar dapat hidup 6-8 bulan dan dapat disimpan dalam lemari dengan suhu 20oC selama 2 tahun. Mycobakteri tahan terhadap berbagai khemikalia dan disinfektan antara lain phenol 5% asam sulfat 15%, asam sitrat 3% dan NaOH 4%. Basil ini dihancurkan oleh jodium tinetur dalam 5 menit, dengan alkohol 80 % akan hancur dalam 2-10 menit.

Bakteri Mycobacterium tuberculosis seperti halnya bakteri lain pada umumnya akan tumbuh dengan subur pada lingkungan dengan kelembaban yang tinggi. Air membentuk lebih dari 80% volume sel bakteri dan merupakan hal essensial untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup sel bakteri

Menurut Nooatmodjo (2003), kelembaban udara yang meningkat merupakan media yang baik bagi bakteri-bakteri patogen termasuk tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis mudah mati pada air mendidih, mati oleh sinar matahari langsung (± 5 menit), tahan hidup berbulan-bulan di tempat yang gelap dan lembab, serta bersifat “dormant” (tidur) dalam jaringan tubuh selama bertahun-tahun.

Klasifikasi Tuberkulosis

Sampai sekarang belum ada kesepakatan diantara para klinikus, ahli radiologi, ahli patologi, dan ahli kesehatan masyarakat tentang keseragaman klasifikasi tuberkulosis. Di Indonesia klasifikasi yang banyak dipakai adalah berdasarkan kelainan klinis, radiologis, dan mikrobiologis :
a. Tuberkulosis paru
b. Bekas tuberkulosis paru
c. Tuberkulosis paru tersangka

Terapi terhadap TB
1. Kategori I, ditujukan terhadap :kasus baru dengan sputum positif & Kasus baru dengan bentuk TB berat.

2. Kategori II, ditujukan terhadap : Kasus kambuh & Kasus gagal dengan sputum BTA positif.

3. Kategori III, ditujukan terhadap : Kasus BTA negatif dengan kelainan paru yang tidak luas. & Kasus TB ekstra paru selain dari yang disebut dalam kategori I.

4. Kategori IV, ditujukan terhadap : TB kronik.
(Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, 2001).

Berdasarkan klasifikasi penyakit :
a. Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk pleura (selaput paru).
b. Tuberkulosis Ekstra Paru
Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung (pericardium), kelenjar lymfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dan lain-lain.

Cara Penularan

a. Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif.
b. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak.
c. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab.
d. Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut.
e. Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghi¬rup udara tersebut.

Selama kuman TB masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan, kuman tersebut dapat menyebar melalui paru-paru ke bagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah, system saluran limfe, saluran nafas atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya
Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak menular. Kemungkinan seseorang terinfeksi TB ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut

Risiko Penularan
a. Pasien TB paru dengan BTA positif memberikan kemungkinan resiko penularan lebih besar dari pasien TB paru dengan BTA negatif.
b. Resiko penularan setiap tahunnya di tunjukkan dengan Annual Risk of Tuberculosis Infection (ARTI) yaitu proporsi penduduk yang berisiko terinfeksi TB selama satu tahun. ARTI sebesar 1%, berarti 10 (sepuluh) orang diantara 1000 penduduk terinfeksi setiap tahun.
c. ARTI di Indonesia bervariasi antara 1-3%.
d. Infeksi TB dibuktikan dengan perubahan reaksi tuberkulin negatif menjadi positif.

Diagnosa Laboratorium

a. Bahan pemeriksaan.
Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan perlu diperhatikan waktu pengambilan, tempat penampungan, waktu penyimpanan dan cara pengiriman bahan pemeriksaan. Pada pemeriksaan laboraiorium tuberkulosis ada beberapa macam bahan pemeriksaan yaitu:
1. Sputum (dahak), harus benar–benar dahak, ingus juga bukan ludah. Paling baik adalah sputum pagi hari pertama kali keluar. Kalau sukar dapat sputum yang dikumpulkan selama 24 jam (tidak lebih 10 ml). Tidak dianjurkan sputum yang dikeluarkan ditempat pemeriksaan.
2. Air Kemih, Urin pagi hari, pertama kali keluar, merupakan urin pancaran tengah. Sebaiknya urin kateter.
3. Air kuras lambung, Umumnya anak-anak atau penderita yang tidak dapat mengeluarkan dahak. Tujuan dari kuras lambung untuk mendapatkan dahak yang tertelan. Dilakukan pagi hari sebelum makan dan harus cepat dikerjakan.
4. Bahan-bahan lain, misalnya nanah, cairan cerebrospinal, cairan pleura, dan usapan tenggorokan.

Pemeriksaan yang dikerjakan
1. Pemeriksaan langsung (Mikroskopis)
Pemeriksaan dahak secara mikroskopis merupakan pemeriksaan yang paling efisien, mudah dan murah, dan hampir semua unit laboratorium dapat melaksanakan. Pemeriksaan 3 spesimen (SPS) dahak secara mikroskopis langsung nilainya identik dengan pemeriksaan dahak secara kultur atau biakan

Cara pengambilan dahak 3 kali (SPS)
a. Sewaktu / spot (dahak sewaktu saat kunjungan)
b. Pagi (keesokan harinya)
c. Sewaktu / spot (pada saat mengantarkan dahak pagi)

Untuk memperoleh kualitas dahak yang baik, petugas laboratorium harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Memberi penjelasan mengenai pentingnya pemeriksaan dahak, baik pemeriksaan dahak pertama maupun pemeriksaan dahak ulang.
b. Memberi penjelasan tentang cara batuk yang benar untuk mendapatkan dahak yang kental dan purulen.
c. Memeriksa kekentalan, warna dan volume dahak. Dahak yang baik untuk pemeriksaan adalah berwarna kuning kehijau-hijauan (mukopurulen), kental, dengan volume 3-5 ml.
d. Jika tidak ada dahak yang keluar, pot dahak dianggap sudah terpakai dan harus dimusnahkan untuk menghindari kemungkinan terjadinya kontaminasi kuman TB.

Bahan pemeriksaan/spesimen yang berbentuk cairan dikum¬pul¬kan/ditampung dalam pot yang bermulut lebar, berpe¬nam¬pang¬ 6 cm atau lebih dengan tutup berulir, tidak mudah pecah dan ti¬¬¬dak¬ bocor. Apabila ada fasilitas, spesimen tersebut dapat dibuat se¬dia¬¬an apus pada gelas objek (difiksasi) sebelum dikirim ke la¬bo¬ra¬to¬ri¬um

Dari bahan pemeriksaan dibuat apusan pada gelas objek. Selanjutnya diwarnai tahan asam menurut cara dari Ziehl-Neelsen, Kinyoun, atau Tan Thiam Hok Selanjutnya, dilihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 1000x menggunakan minyak emersi. Laporan hasil pemeriksaan harus menyebutkan perkiraan kuman tahan asam yang diketemukan

Diagnosis TB Paru pada orang dewasa dapat ditegakkan dengan ditemukannya BTA pada pemeriksaan dahak secara mikroskopis. Hasil pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya dua dari tiga spesimen SPS BTA hasilnya positif. Bila hanya satu spesimen yang positif pemeriksaan dahak SPS diulang

Pembiakan

Diagnosis pasti TB melalui kultur atau biakan dahak. Namun, pemeriksaan kultur memerlukan waktu lebih lama (paling cepat sekitar 6 minggu) dan mahal. Untuk bahan pemeriksaan yang dicurigai terkontaminasi oleh bakteri lain, sebelum dilakukan pembiakan bahan pemeriksaan tersebut harus dilakukan metoda konsentrasi terlebih dahulu. Untuk bahan pemeriksaan yang diperkirakan tidak terkontaminasi oleh bakteri lain seperti cairan serebrospinalis atau cairan pleura dapat langsung diinokulasi pada media perbenihan yang biasa untuk isolasi. Selanjutnya sediaan tersebut diinkubasi selama 3–8 minggu.

Tes kulit/Tes Tuberkulin

Sering kali merupakan cara yang kurang dapat diandalkan dalam penegakan diagnosis di negara-negara miskin. Oleh karena gizi buruk, penyakit-penyakit lain seperti infeksi HIV, atau tuberkulosis yang sangat parah dapat menghasilkan tes yang lemah atau negatif meskipun pasien (dewasa atau anak) berpenyakit tuberkulosis aktif. Hasil tes pada seorang anak dapat berupa positif lemah karena BCG

Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan standar adalah foto toraks posterior-interior (PA). Pemeriksaan lain atas indikasi: foto lateral, top-lordotik, oblik, CT-Scan

Pengobatan

Pengobatan terhadap tuberculosis biasanya menggunakan kombinasi antara dua atau lebih obat-obat anti tuberkulosis, yang tujuannya untuk menghindari kegagalan pengobatan karena adanya galur mula yang resisten terhadap obat-obat anti tuberkulosis. INH adalah obat anti tuberkulosis yang dipakai secara luas, sebab INH selain harganya murah juga obat ini dapat menembus penghilang darah otak. Oleh karena itu, INH juga digunakan sebagai pengobatan terhadap meningitis tuberculosis, selain streptomisin sanrifampin. Pengobatan terhadap tuberkulosis memerlukan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 18-24 bulan

0 Response to "ANCAMAN TUBERCULOSIS (TB)"

Post a Comment